Belajar Mengalahkan Ego dan Berani Berubah
Belajar mengalahkan ego dan berani berubah demi kemajuan diri, membuka pikiran, serta memahami makna kebenaran yang sesungguhnya. Ini adalah langkah penting menuju kedewasaan berpikir dan bertindak. Saat kita berani melepas keegoisan, kita membuka jalan untuk menemukan kebenaran baru, memperluas wawasan, dan memperbaiki diri.
Ketika Semua Sepakat, Tidak Ada Ide Baru
Tatkala semua orang satu kesepahaman, sesungguhnya tidak akan lahir pengetahuan baru. Dalam dunia yang terus berubah, terutama di lingkungan bisnis, kreativitas dan ide segar sangat dibutuhkan. Sebuah ide akan benar-benar siap diuji ketika sudah diperbincangkan dan diperdebatkan. Namun, proses menjajaki ide tidaklah mudah dilakukan.
Ego: Penghalang Terbesar Dalam Diskusi
Hambatan utama sering kali muncul dari ego kita sendiri. Keinginan untuk selalu merasa benar justru menutup ruang dialog dan pertumbuhan. Banyak pembahasan ide berakhir menjadi ajang saling menjatuhkan antar ego, dan saat itu terjadi, ide kehilangan ruhnya.
Padahal, untuk mencapai kemajuan, kita perlu menggodok ide itu sendiri. Seperti halnya dalam refleksi tujuan Tuhan menciptakan manusia, proses perdebatan yang sehat justru membuat gagasan semakin matang.
Menyadari Relativitas Kebenaran
Dunia ini penuh dengan hal yang bersifat relatif. Yang mutlak hanyalah Tuhan. Kebenaran yang kita yakini sering kali hanyalah sebagian kecil dari kebenaran universal. Maka ketika seseorang mengkritik gagasan kita, sebenarnya ia sedang membantu melihatnya dari sudut pandang lain.
Dengan menerima masukan, ide kita menjadi lebih kaya. Seperti pengalaman dalam kisah hidup ketika kehilangan membawa ke jalan baru, setiap pandangan berbeda bisa jadi jalan pembuka menuju kedewasaan berpikir.
Dua Sikap yang Menahan Perubahan
Ketika kita menolak masukan orang lain, ada dua kemungkinan yang terjadi: pertama, kita menganggap diri kita paling benar; kedua, kita menyamakan diri dengan gagasan kita sendiri. Padahal, gagasan dan diri adalah dua hal berbeda. Orang yang bijak mampu melepaskan ego dari pikirannya dan membiarkan ide tumbuh melalui kritik dan dialog.
Menjadi Bebas dari Ego dan Siap Berubah
Semakin kita mampu melepaskan diri dari gagasan pribadi, semakin bebaslah kita berdialog tanpa beban. Dengan begitu, kita lebih siap untuk berubah, mengubah, dan bahkan diubah. Dalam dunia nyata, perubahan ini sering kali terlihat pada individu yang mampu berkembang, sebagaimana banyak diceritakan dalam kategori Alumni dan Catatan.
Kemenangan yang Sebenarnya
Kemenangan sejati bukanlah ketika kita menang dalam perdebatan, tetapi ketika ide yang kita hasilkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Stephen Covey pernah berkata, "This is not my way, this is not your way, this is the better way." Kalimat itu mengingatkan bahwa kemenangan sesungguhnya adalah ketika kita bersama-sama menemukan cara terbaik.
Ego ingin dikenal, dipuji, dan dianggap hebat. Namun orang bijak memahami bahwa kebahagiaan tertinggi bukan dari pengakuan, melainkan dari meninggalkan kebaikan. Dalam konteks kehidupan sosial dan akademik, nilai ini tampak jelas dalam reuni para alumni FIA UB, di mana semangat kebersamaan lebih berharga daripada ego pribadi.
Mengalahkan ego bukan berarti kehilangan jati diri, melainkan membuka ruang bagi perubahan. Dengan sikap rendah hati, kita bisa belajar dari siapa pun dan tumbuh bersama. Dalam perjalanan hidup, keberanian untuk berubah adalah bukti bahwa kita tidak terikat oleh ego, melainkan terbimbing oleh kebijaksanaan.
article by Budi Utomo

Diskusi